Senin, 03 Januari 2011

Surat Cinta Suami Untuk Para Istri

Wahai istriku, ku teringat sebuah kewajiban yang harus ku tunaikan sebagai seorang suami, sebagai seorang nahkoda dalam kapal kita, sebagai seorang pemimpin dalam rumah tangga kita, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam sebuah ayat dan hadist yang tak hanya sekali ku mendengarnya. Allah Ta’ala berfirman

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita” (QS. An Nisa :34)


Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “ Setiap kalian adalah pemimpin dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang suami pemimpin dirumahnya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya, dan seorang istri pemimpin di rumah suaminya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya”. ( HR. Bukhari dan Muslim dari Abdullah Bin Umar Radiyalallahu ‘Anhu)
Wahai istriku, ku akan berusaha menjadi suami yang baik, yang menyayangimu yang berusaha untuk berta’awun (saling tolong menolong) dalam kebaikan. Semoga aku bisa merealisasikan sebuah ayat yang tak jarang aku mendengarnya

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى

” Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan ketakwaan “ ( Qs. Maidah : 2 )
atau ku bisa manjadi seperti seorang hamba yang Allah rahmati, sebagaimana yang telah disebutkan dalam sebuah hadist
“ Semoga Allah merahmati seorang laki-laki yang bangun malam lalu sholat dan membangunkan istrinya untuk sholat dan bila tidak mau bangun ia memercikinya dengan air diwajahnya dan semoga Allah merahmati seorang perempuan yang bangun malam lalu sholat dan membangunkan suaminya untuk sholat dan bila tidak mau bangun ia memercikinya dengan air diwajahnya” (HR. Ahmad, Ahlu sunan kecuali At Tirmidzi Hadist ini shahih)
Wahai istriku, ku akan selalu berusaha membuat dirimu senang, sebagaimana  ku senang jika diperlakukan seperti itu. Diantaranya ku akan berusaha selalu tampil rapih, wangi dihadapan dirimu. Sebagaimana ku senang jika ku diperlakukan seperti itu.

وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالمَعْرُوفِ

“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya”(QS.AL-Baqarah : 228 )

Wahai istriku, jika engkau melihat dari diriku rasa cemburu itu bukti rasa cintaku padamu. Yang dengan itu, aku berusaha menjaga dan mencintaimu, semoga dengan sebab kecemburuanku yang syar’i menjadi sebab terjaganya dirimu, ku ingin seperti Sa’ad bin Ubadah bahkan ku ingin seperti Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam.
Berkata Sa’ad bin Ubadah :“ Seandainya aku melihat seorang bersama istriku, niscaya aku akan menebasnya dengan pedang yang tajam”, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “ Apakah kalian merasa heran dengan kecemburuan Sa’ad? Sungguh aku lebih cemburu dari padanya, dan Allah lebih cemburu dari padaku” (HR. Bukhari dan Muslim)
Wahai istriku, engkau dalam pandanganku seorang yang sangat berharga bagi diriku, sosok yang luar biasa, ketaatanmu yang membuat diriku tambah mencintai dirimu. Engkau diantara anugrah yang terbesar yang Allah berikan kepada diriku, sebagaimana Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “ Dunia adalah perhiasan, sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang shalihah ” (HR Muslim)
Dan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam pun bersabda dalam hadist yang lain: “ Barang siapa yang dikaruniai oleh Allah seorang wanita yang shalihah, berarti dia telah menolongnya atas separuh agamanya, maka hendaklah ia bertakwa kepada Allah pada yang separuh yang kedua “(HR Al Hakim dan dia berkata sanadnya shahih dan disetujui oleh Adz Dzahabi)
Wahai istriku, kebaikanmu begitu besar kepada diriku, kasih sayang dan kelembutanmu, ketaatan dan kesetiaanmu, pelayanan dan pengorbananmu begitu terasa oleh diriku, wahai istriku, semoga Allah membalas kebaikanmu dengan masukkanmu kedalam surga Nya.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “ Bila seorang shalat lima waktu, puasa pada bulan ramadhan, menjaga kemaluannya dan taat kepada suminya ia akan masuk surga dari pintu mana saja yang dia inginkan ” (HR.Ibnu Nuaim di hasankan oleh syaikh  Al AlBani)
Wahai istriku, ingatkanlah jika suamimu keliru, jika ada hakmu yang terlalaikan, wahai istriku jangan engkau ragu untuk menasehati jika suamimu keliru, jika suamimu salah, wahai istriku  ku ingin rumah tangga kita dibangun diatas saling menasehati didalam ketaatan kepada Allah, karena atas dasar inilah agama kita dibangun. sebagaimana Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda “Agama itu adalah nasehat” (HR Muslim)
Wahai istriku, ku ingin hubungan kita dibangun atas saling percaya dan saling berkhusnudzan (berberbaik sangka) satu dengan yang lainnya,  karena dengan sebab inilah akan menutup celah hal-hal yang akan menimbulkan hubungan kita tidak harmonis.
Wahai istriku, sebagai seorang suami ku ingin mengajarkan perkara agama kepada dirimu, tentang permasalahan tauhid, sholat, puasa dan permasalahan agama yang lainnya, atau mari kita bersama-sama pergi kemajelis ilmu yang membahas perkara agama dengan pemahaman yang benar, karena hal ini adalah diantara kewajibanku sebagai seorang suami, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا

“Hai orang-orang yang beriman, pelihara dirimu dan keluargamu dari api neraka” (QS. At Tahrim:6)
Wahai istriku, ku akan melangkahkan kaki ini, mengerahkan tenaga mencari rezeki yang halal yang Allah tetapkan untuk diriku, sebagai tanggung jawab seorang suami untuk menafkahi anak dan istrinya, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :

لِيُنفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنفِقْ مِمَّا آتَاهُ اللهُ لا يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آتَاهَا سَيَجْعَلُ اللهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا

“ Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberikan nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya “ (QS. Ath-Thalaq : 7)
Wahai istriku, ku akan selalu berusaha bergaul dengan pergaulan yang baik dengan dirimu, dengan kelembutan dan kasih sayang, dengan tutur kata yang sopan dan etika yang baik, dengan mendengar dan menghargai pendapatmu, dengan membantu dan meringankan pekerjaanmu, dengan bersikap yang baik dan menjaga perasaanmu, wahai istriku maafkan suamimu jika masih jauh dari hal itu, ku ingin berusaha berbuat yang terbaik untuki dirmu.
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
“Seorang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang terbaik ahklaqnya, dan sebaik-baiknya kalian ialah yang terbaik kepada istrinya “ (HR. At Tirmidzi dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani)
Wahai istriku, ku ingin engkau akrab dengan kedua orang tuaku. Ku ingin mereka menyayangimu seperti anaknya sendiri, wahai istriku mulailah dengan berlaku lemah lembut kepadanya, membantu pekerjaannya, niscaya engkau akan disayang seperti anaknya sendiri.
Wahai istriku semoga Allah menjaga dan melanggengkan rumah tangga kita diatas ketaatan kepada Allah hingga akhir hayat kita, dan memasukan kita kedalam surga

Bila Jodoh Tak Kunjung Tiba (Sebuah Nasehat)

Siang datang bukan untuk mengejar malam, malam tiba bukan untuk mengejar siang. Siang dan malam datang silih berganti dan takkan pernah kembali lagi. Menanti adalah hal yang paling membosankan, apalagi jika menanti sesuatu yang tidak pasti. Sementara waktu berjalan terus dan usia semakin bertambah, namun satu pertanyaan yang selalu mengganggu Kapan aku menikah ??“.

Pembaca yang budiman, sesungguhnya islam adalah agama yang mudah; Allah  telah anugerahkan kepada manusia sebagai rahmat bagi mereka. Hal ini nampak jelas dari syari’at-syari’at dan aturan yang ada di dalamnya, dipenuhi dengan rahmat, kemurahan dan kemudahan. Allah telah menegaskan di dalam kitab-Nya yang mulia,

Thaahaa. Kami tidak menurunkan Al Quran Ini kepadamu agar kamu menjadi susah; Tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah)“. (QS.Thohaa :1-3)

Allah berfirman

Allah tidak menghendaki menyulitkan kalian, tetapi Dia hendak membersihkan kalian dan menyempurnakan nikmat-Nya bagi kalian, supaya kalian bersyukur.”(QS. : Al-Maidah: 6)

Namun sangat disayangkan kalau kemudahan ini, justru ditinggalkan. Malah mencari-cari sesuatu yang sukar dan susah sehingga memberikan dampak negatif dalam menghalangi kebanyakan orang untuk menikah, baik dari kalangan lelaki, maupun para wanita, dengan meninggikan harga uang pernikahan dan maharnya yang tak mampu dijangkau oleh orang yang datang melamar. Akhirnya seorang pria membujang selama bertahun-tahun lamanya, sebelum ia mendapatkan mahar yang dibebankan. Sehingga banyak menimbulkan berbagai macam kerusakan dan kejelekan, seperti menempuh jalan berpacaran. Padahal pacaran itu haram, karena ia adalah sarana menuju zina. Bahkan ada yang menempuh jalan yang lebih berbahaya, yaitu jalan zina !!
Di sisi yang lain, hal tersebut akan menjadikan pihak keluarga wanita menjadi kelompok materealistis dengan melihat sedikit banyaknya mahar atau uang nikah yang diberikan. Apabila maharnya melimpah ruah, maka merekapun menikahkannya dan mereka tidak melihat kepada akibatnya; orangnya jelek atau tidak yang penting mahar banyak !! Jika maharnya sedikit, merekapun menolak pernikahan, walaupun yang datang adalah seorang pria yang diridhoi agamanyadan akhlaknya serta memiliki kemampuan menghidupi istri dan anak-anaknya kelak. Padahal Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam-telah mamperingatkan,

إِذَا أَتَاكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ خُلُقَهُ وَدِيْنَهُ فَزَوِّجُوْهُ . إِلَّا تَفْعَلُوْا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِيْ الْأَرْضِ وَفَسَادٌ عَرِيْضٌ

Jika datang seorang lelaki yang melamar anak gadismu, yang engkau ridhoi agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah (musibah) dan kerusakan yang merata dimuka bumi “[HR.At-Tirmidziy dalam Kitab An-Nikah(1084 & 1085), dan Ibnu Majah dalam Kitab An-Nikah(1967). Di-hasan-kan oleh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (1022)]
Jadi, yang terpenting dalam agama kita adalah ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, bukan sekedar kekayaan dan kemewahan. Sebuah rumah yang berhiaskan ketaqwaan dan kesholehan dari sepasang suami istri adalah modal surgawi, yang akan melahirkan kebahagian, kedamaian, kemuliaan, dan ketentraman. Namun sangat disayangkan sekali, realita yang terjadi di masyarakat kita, jauh dari apa yang dituntunkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Hanya karena perasaan “malu” dan “gengsi” hingga rela mengorbankan ketaatan kepada Allah; tidak merasa cukup dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan dalam syari’at-Nya. Mereka melonjakkan biaya nikah, dan mahar yang tidak dianjurkan di dalam agama yang mudah ini. Akhirnya pernikahan seakan menjadi komoditi yang mahal, sehingga menjadi penghalang bagi para pemuda untuk menyambut seruan Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam-

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ

Wahai para pemuda! Barang siapa diantara kalian yang telah mampu, maka menikahlah, karena demikian (nikah) itu lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Barang siapa yang belum mampu, maka berpuasalah, karena puasa akan menjadi perisai baginya“. [HR. Al-Bukhoriy (4778), dan Muslim (1400), Abu Dawud (2046), An-Nasa’iy (2246)]
Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- telah menganjurkan umatnya untuk mempermudah dan jangan mempersulit dalam menerima lamaran dengan sabdanya,

مِنْ يُمْنِ الْمَرْأَةِ تَسْهِيْلُ أَمْرِهَا وَقِلَّةُ صَدَاقِهَا

Diantara berkahnya seorang wanita, memudahkan urusan (nikah)nya, dan sedikit maharnya“. [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (24651), Al-Hakim dalam Al-Mustadrok (2739), Al-Baihaqiy dalam Al-Kubro (14135), Ibnu Hibban dalam Shohih-nya (4095), Al-Bazzar dalam Al-Musnad (3/158), Ath-Thobroniy dalam Ash-Shoghir (469). Di-hasan-kan Al-Albaniy dalam Shohih Al-Jami’ (2231)]
Oleh karena itu, pernah seseorang datang kepada Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- seraya berkata,”Sesungguhnya aku telah menikahi seorang wanita.” Beliau bersabda, “Engkau menikahinya dengan mahar berapa?” orang ini berkata:”empat awaq (yaitu seratus enam puluh dirham)”. Maka Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:

عَلَى أَرْبَعِ أَوَاقٍ ؟ كَأَنَّمَا تَنْحِتُوْنَ الْفِضَّةَ مِنْ عَرْضِ هَذَا الْجَبَلِ مَا عِنْدَنَا مَا نُعْطِيْكَ وَلَكِنْ عَسَى أَنْ نَبْعَثَكَ فِيْ بَعْثٍ تُصِيْبُ مِنْهُ

Dengan empat awaq (160 dirham)? Seakan-akan engkau telah menggali perak dari sebagian gunung ini. Tidak ada pada kami sesuatu yang bisa kami berikan kepadamu. Tapi mudah-mudahan kami dapat mengutusmu dalam suatu utusan (penarik zakat) ; engkau bisa mendapatkan (empat awaq tersebut)“ [HR, Muslim(1424)].
Al-Imam Abu Zakariyya Yahya bin Syarof An-Nawawiy-rahimahullah- berkata tentang sabda Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- yang kami huruf tebalkan, “Makna ucapan ini, dibencinya memperbanyak mahar hubungannya dengan kondisi calon suami“.[Lihat Syarh Shohih Muslim (6/214)]
Perkara meninggikan mahar, dan mempersulit pemuda yang mau menikah, ini telah diingkari oleh Umar -radhiyallahu ‘anhu-. Umar -radhiyallahu ‘anhu- berkata,

أَلَا لَا تَغَالُوْا بِصُدُقِ النِّسَاءِ فَإِنَّهَا لَوْ كَانَتْ مَكْرَمَةً فِيْ الدُّنْيَا أَوْ تَقْوًى عِنْدَ اللهِ لَكَانَ أَوْلَاكُمْ بِهَا النََّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَصْدَقَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِمْرَأَةً مِنْ نِسَائِهِ وَلَا أُصْدِقَتْ اِمْرَأَةٌ مِنْ بَنَاتِهِ أَكْثَرَ مِنْ ثِنْتَيْ عَشَرَ أُوْقِيَةٌ

Ingatlah, jangan kalian berlebih-lebihan dalam memberikan mahar kepada wanita karena sesungguhnya jika hal itu adalah suatu kemuliaan di dunia dan ketaqwaan di akhirat, maka Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- adalah orang yang palimg berhak dari kalian. Tidak pernah Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- memberikan mahar kepada seorang wanitapun dari istri-istri beliau dan tidak pula diberi mahar seorang wanitapun dari putri-putri beliau lebih dari dua belas uqiyah (satu uqiyah sama dengan 40 dirham)” .[HR.Abu Dawud (2106), At-Tirmidzi(1114), Ibnu Majah(1887), Ahmad(I/40&48/no.285&340). Di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah (3204)]
Pembaca yang budiman, pernikahan memang memerlukan materi, namun itu bukanlah segala-galanya, karena agungnya pernikahan tidak bisa dibandingkan dengan materi. Janganlah hanya karena materi, menjadi penghalang bagi saudara kita untuk meraih kebaikan dengan menikah. Yang jelas ia adalah seorang calon suami yang taat beragama, dan mampu menghidupi keluarganyanya kelak. Sebab pernikahan bertujuan menyelamatkan manusia dari perilaku yang keji (zina), dan mengembangkan keturunan yang menegakkan tauhid di atas muka bumi ini.
Oleh karena itu, Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- perkah bersabda,

ثَلَاثَةٌ كُلُّهُمْ حَقٌّ عَلَى اللهِ عَوْنُهُ الْغَازِيْ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ وَالْمُكَاتَبُ الَّذِيْ يُرِيْدُ الْأَدَاءَ وَالنَّاكِحُ الَّذِيْ يُرِيْدُ التَّعَفُّفَ

Ada tiga orang yang wajib bagi Allah untuk menolongnya: Orang yang berperang di jalan Allah, budak yang ingin membebaskan dirinya, dan orang menikah yang ingin menjaga kesucian diri”. [HR. At-Tirmidziy (1655), An-Nasa’iy (3120 & 1655), Ibnu Majah (2518). Di-hasan-kan oleh Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah (3089)]
Orang tua yang bijaksana tidak akan tentram hatinya sebelum ia menikahkan anaknya yang telah cukup usia. Karena itu adalah tanggung-jawab orang tua demi menyelamatkan masa depan anaknya. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran orang tua semua untuk saling tolong-menolong dalam hal kebaikan. Ingatlah sabda Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam-

إِنَّ الدِّيْنَ يُسْرٌ وَلَنْ يُشَادَّ الدِّيْنَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ

Agama adalah mudah dan tidak seorangpun yang mempersulit dalam agama ini, kecuali ia akan terkalahkan“ [HR. Al-Bukhary (39), dan An-Nasa’iy(5034)]
Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- memerintahkan umatnya untuk menerapkan prinsip islam yang mulia ini dalam kehidupan mereka sebagaimana dalam sabda Beliau,

يَسِّرُوْا وَلَا تُعَسِّرُوْا وَبَشِّرُوْا وَلَا تُنَفِّرُوْا

Permudahlah dan jangan kalian mempersulit, berilah kabar gembira dan jangan kalian membuat orang lari“. [HR.Al-Bukhary(69 & 6125), dan Muslim(1734)]

Semoga Jamaah-jamaah yang belum mendapatkan jodoh, Allah paring jodoh yang faqih, muttaqin, mutawarik, halal lagi barokah dan dapat membina rumah tangga menjadi sakinah, mawaddah, warrohmah... Amiin...

Minggu, 02 Januari 2011

Cerita Islami "Uzair" , Dibangkitkan setelah Tertidur 100 Tahun

Allah Membangkitkan Jasad Manusia yang Sudah Mati dan Hancur

Pada suatu hari ketika 'Uzair memasuki kebunnya yang subur dengan pepohonan yang hijau daunnya dan lebat buahnya. Hatinya terpesona dengan keindahan pemandangan kebunnya. Ia pun memetik beberapa buah-buahan untuk dibawa pulang. Setelah itu ia pulang dengan keledainya sambil menikmati keindahan alam sekitarnya. Ia tidak sadar bahwa keledai yang ditungganginya telah tersesat jalan. Setelah sekian lama barulah ia sadar bahwa ia telah berada di suatu daerah yang tidak dikenali serta sudah jauh dari desa tempat tinggalnya.

‘Uzair memperhatikan sekeliling daerah yang asing itu. “Hmm.. Tempat ini seperti bekas sebuah kampung yang binasa akibat peperangan dahsyat…” pikirnya.
Di beberapa sudut kampung itu tampak bekas-bekas reruntuhan dengan mayat-mayat manusia yang bergelimpangan dimana-mana. Ia pun turun dari keledainya dengan membawa dua keranjang buah-buahan. Keledainya ia ditambatkan pada sebatang pohon, lalu ia duduk bersandar pada dinding sebuah rumah yang sudah runtuh. Ia pandangi mayat-mayat manusia yang sudah mulai membusuk itu. Pikirannya mulai berkecamuk,
"Hmm.. Bagaimana orang-orang yang sudah mati dan hancur itu pada hari kiamat dihidupkan lagi oleh Allah?"


Ia terus memikirkan itu hingga tertidur karena kelelahan.
‘Uzair terus tertidur hingga hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun pun berganti tahun tanpa terbangun sedetik pun. Seratus tahun berlalu sudah, sementara ‘Uzair tetap tertidur dengan jasad yang sudah hancur menyatu dengan tanah.

Kemudian Allah menyusun kembali daging dan tulang belulang ‘Uzair yang sudah hancur itu lalu ditiupkan ruhnya. Seketika itu juga 'Uzair terbangun dan berdiri mencari keledai dan buah-buahannya di dalam keranjang.
Tidak berapa lama kemudian, turunlah beberapa malaikat seraya bertanya, "Tahukah engkau wahai 'Uzair berapa lama engkau tidur?”
Tanpa berpikir panjang 'Uzair menjawab, "Aku tertidur seharian atau mungkin setengah hari."

Lalu malaikat pun berkata kepadanya, "Wahai ‘Uzair, engkau telah tertidur selama seratus tahun. Disinilah engkau berbaring, ditimpa hujan dan panas matahari, bahkan kadang ditiup badai. Dalam masa yang begitu panjang itu, buah-buahanmu tetap baik keadaannya. Tetapi coba lihat keledaimu, dia sudah hancur dimakan bumi”.
Dengan penuh keheranan, bergantian ia pandangi buah-buahan yang masih segar dan keledainya sudah hancur tidak berbentuk.

Malaikat pun melanjutkan perkatannya, "Lihat dan perhatikanlah sungguh-sungguh. Demikianlah kekuasaan Allah. Allah dapat menghidupkan kembali orang yang sudah mati dan mengembalikan jasad-jasad yang sudah hancur lebur. Dengan semudah itu pula Allah akan membangkitkan semua manusia yang sudah mati untuk diperiksa dan diadili segala perbuatannya kelak di akhirat. Hal ini diperlihatkan oleh Allah kepadamu agar engkau dan manusia-manusia lain tidak ragu-ragu lagi tentang apa yang diterangkan oleh Allah tentang kehidupan di akhirat".

Tiba-tiba keledai yang sudah hancur berderai itu dilihatnya mulai dikumpulkan daging dan tulangnya dan akhirnya menjadi seperti sediakala, hidup sebagaimana sebelum mati. Maka 'Uzair pun berkata, "Sekarang aku semakin yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.

Lalu ‘Uzair menghampiri keledainya dan menungganginya pulang ke rumahnya dahulu. Namun ia kesulitan mencari jalan pulang. Jalan yang dulu pernah ia lalui sudah banyak berubah. Ia mencoba mengingat-ingat apa yang pernah dilihatnya seratus tahun lalu. Setelah menempuh berbagai kesulitan, akhirnya ia pun sampai di rumahnya. Ia mendapati rumahnya sudah porak poranda, sebagian besar dinding-dinding rumahnya telah runtuh. Ia pun mulai ragu, “Apa benar ini rumahku dulu..” Tiba-tiba ‘Uzair melihat ada seorang perempuan tua berjalan tertatih-tatih. Kedua matanya telah buta, hingga ia harus berjalan meraba-raba menggunakan tongkatnya. Lantas ‘Uzair pun bertanya, "Maaf bu.. Rumah siapakah ini?”

Perempuan tua itu menjawab. "Ini adalah rumah 'Uzair, tetapi ia telah lama pergi dan tidak lagi didengar kabar beritanya. Lagi pula semua orang sudah melupakannya”.
“Ibu.. akulah 'Uzair," jelas 'Uzair. "Aku telah dimatikan oleh Allah seratus tahun yang lalu. Sekarang aku sudah dihidupkan kembali oleh Allah”.

Perempuan tua itu terkejut seakan-akan tidak percaya, lalu dia pun berkata, "'Uzair itu adalah seorang yang paling sholeh, doanya selalu dikabulkan oleh Allah dan telah banyak jasanya dalam mengobati orang-orang yang sakit" sambungya lagi, "Aku ini pelayan ‘Uzair, badanku telah tua dan lemah, mataku pun telah buta karena selalu menangis terkenangkan 'Uzair. Kalaulah tuan ini 'Uzair maka cobalah tuan doakan kepada Allah supaya mataku terang kembali dan dapat melihat tuan."

Uzair pun menengadahkan kedua tangannya ke langit lalu berdoa kepada Allah. Tiba-tiba kedua mata perempuan tua itu pun terbuka dan dapat melihat dengan lebih terang lagi. Tubuhnya yang tua dan lemah itu kembali kuat seakan-akan kembali muda. Setelah menatap wajah 'Uzair dia pun berkata, "Benar, tuanlah 'Uzair. Aku masih ingat".

Berita tentang kembalinya ‘Uzair setelah seratus tahun menghilang itu bukan saja mengejutkan orang-orang Bani Israil, tetapi ada juga yang meragukan dan tidak percaya kepadanya. Walau bagaimanapun berita itu menarik perhatian semua orang yang hidup ketika itu. Karena itu mereka ingin menguji kebenaran 'Uzair. Kemudian datanglah anak kandungnya sendiri seraya bertanya, "Aku masih ingat bahwa bapakku mempunyai tanda di punggungnya. Cobalah periksa tanda itu. Kalau ada, benarlah dia 'Uzair."

Tanda itu memang ada pada 'Uzair, lalu percayalah sebagian dari mereka. Akan tetapi sebagian lagi masih ingin bukti yang lebih nyata, maka mereka berkata kepada 'Uzair, "Bahwa sejak penyerbuan Nebukadnezar pada bangsa Bani Israil dan setelah tentara tersebut membakar kitab suci Taurat, maka tidak ada seorang Bani Israil pun yang hafal isi Taurat kecuali 'Uzair saja. Kalau memang benar tuan adalah ‘Uzair, coba tuan sebutkan isi Taurat yang benar."

'Uzair pun membaca isi Taurat itu satu persatu dengan fasih dan lancar serta tidak salah walaupun sedikit. Mendengarkan itu barulah mereka percaya bahwa sungguh benar itulah 'Uzair. Ketika itu, semua bangsa Bani Israil pun percaya bahwa dialah 'Uzair yang telah mati dan dihidupkan kembali oleh Allah. Banyak di antara mereka yang bersalaman dan mencium tangan 'Uzair serta meminta nasehat-nasehatnya. Tetapi sebagian kaum Yahudi yang bodoh menganggap 'Uzair sebagai anak Allah. Maha Suci Allah tidak mempunyai anak saperti 'Uzair maupun Isa karena semua makhluk adalah kepunyaan-Nya belaka. [sumber : QS. Al Baqoroh : 259]

Sumber: Nuansa Persada Online

Memakai Celana Di Atas Mata Kaki (Dalil Pakaian)

Banyak sekali orang yang berdalih, bahwa memakai pakaian dibawah mata kaki ASALKAN TIDAK SOMBONG tidak apa-apa! Benarkah demikian?

DALIL-DALIL BAB PAKIANNYA LAKI-LAKI

BAB PAKIANNYA LAKI-LAKI:

1. (HR:Bukhori) "Dan bersabda siapa Nabi s.w.a :Makanlah dan minumlah dan berpakaianlah dan sodaqohlah pada selain berlebihan dan jangan sombong. Dan berkata Ibnu Abas: Makanlah apa-apa yang engkau kehendaki selagi tidak menyalahi engkau pada 2 perkara (1) Isrof (berlebihan) (2) atau sombong."
2. (HR:Bukhori 5783) "Dari Ibni Umar r.a sesungguhnya Rosulalloh s.a.w bersabda: Tidak akan melihat siapa Alloh pada orang yang menyeret (melembrehkan) pakaiannya dengan sombong".

BAB MELEMBREHKAN PAKAIAN DARI SELAIN SOMBONG:

1. (HR:Bukhori 5784) "Nabi bersabda: Barangsiapa yang melemberhkan pakaiannya dengan sombong maka Alloh tidak memandang padanya dihari Qiyamat, Abu Bakar berkata: Wahai Rosulalloh sesungguhnya salah satu dua sisi pakaianku melembreh, kecuali jika mempersungguh aku (menaikkan/jw.ngunjukne) aku demikain itu pakaian, dari melembreh ? Bersabda Nabi: Tidak ada engkau (Abu Bakar) dari orang yang melakukan sombong".

BAB APA-APA YANG LEBIH BAWAH DARI MATA KAKI MAKA DIA DIDALAM NERAKA:

1. (HR:Bukhori 5787) " Dari Abi Huroiroh r.a. dari Nabi s.a.w, bersabda Nabi: Apa-apa yang lebih bawah dari mata kaki maka dia didalam neraka".

BAB ORANG YANG MELEMBREHKAN PAKAIANNYA DARI SOMBONG.

1. (HR:Bukhori 5788) "Dari Abi Huroiroh sesungguhnya Rosululloh s.a.w bersabda: Alloh tidak melihat di hari Qiyamat pada orang yang melembrehkan pakaiannya dengan sombong".
2. (HR:Bukhori 5791) "Rosul s.a.w bersabda: Barangsiapa yang menyeret (melembrehkan) pakaiannya dengan sombong maka Alloh tidak akan melihat padanya dihari qiyamat" aku (Su�bah) bertanya pada Uharibin: Apakah Abdillah bni Umar menuturkan tentang pakaian bawahnya? Muharibin menjawab: Tidaklah mengkhususkan pada pakaian bawah dan juga qomis".
3. (HR:Bukhori 3573) "Dari Abih, dia berkata: Aku berkata kepada Abi Saidin, adakah engkau mendengar dari Nabi s.a.w tentang sesuatu didalam pakaian? Said menjawab: Ya. Aku (Said) mendengar dari Rosul s.a.w, beliau bersabda: Pakaian bawahnya orang iman itu sampai setengah betis, tidaklah dosa jika dia memakai antara 2 mata kaki, dan apa-apa (Pakaian bawah) yang lebih dari 2 mata kaki, dalam neraka; Nabi bersabda 3 kali, Alloh tidak melihat pada orang yang menyeret pada pakaian bawahnya karena sombong.
4. HR:Bukhori 3574) "Dari Mughiroh ibnu Syu�bah, berkata dia: Rosululloh bersabda: Ya Sufyan ibna Syahlin, janganlah kamu melembrehkan (pakaian) karena Alloh tidak senang kepada orang yang melembrehkan pakaian."

BAB TEMPATNYA PAKAIAN BAWAH:

1. (HR:tirmidzi 1783) "Dari Hudaifah dia berkata: Nabi memegang pada pentholan kentolku atau betisnya Nabi sendiri, Nabi bersabda: Ini tempatnya pakaian bawah, maka jika kamu menolak, maka yang lebih bawah (lebih bawah dari kentol); maka jika kamu menolak maka tidak ada hak bagi pakaian bawah didalam 2 mata kaki (tidak boleh dibawah mata kaki). (Hadist Hasan Soheh).

BAB ORANG YANG MELEMBREHKAN PAKAIAN DARI SOMBONG

1. (HR:Ibnu Majjah 3569) Dari Ibnu Umar, sesungguhnya Rosululloh bersabda: Sesungguhnya orang-orang yang menyeret pakaiannya dari sombong, dia tidak dilihat oleh Alloh di hari kiamat.
2. (HR:Ibnu Majaah 3570) "Dari Abu Said berkata:Bersabda Rosululloh s.a.w: Barangsiapa yang menyeret pakaian bawahnya dari sombong, Alloh tidak melihat dia di hari qiamat".
3. (HR:Ibnu Majaah 3571) "Dari Abi Salamah dari Abu Huroiroh, Abi Salamah berkata: Seorang pemuda qurais bersama Huroiroh, dia menyeret pada sebelah pakaiannya, maka Huroiroh berkata: Wahai anak laki-lakinya saudaraku, sesungguhnya aku mendengar dari Rosululloh s.a.w, beliau bersabda: Barangsiapa yang melembrehkan pakaiannya dari sombong, Alloh tidak melihat padanya dihari kiamat".

BAB TEMPATNYA PAKAIAN BAWAH, DIMANA ITU?

1. (HR:Ibnu Majaah 3572)"Dari Hudaifah dia berkata, Rosul memegang pada bawahnya pentol betisku atau betisnya Nabi, Nabi bersabda: Ini adalah tempatnya pakaian bawah, maka jika kamu menolak, maka yang lebih bawahnya, maka jika kamu menolak, maka lebih bawahnya lagi, maka tidak ada hak bagi pakaian bawah didalam 2 mata kaki (menutupi mata kaki).

BAB TEMPATNYA PAKAIAN BAWAH:

1. (HR:Nasai 5344) "Dari Hudaifah dia berkata, bersabda Rosul s.a.w: Letaknya pakaian bawah sampai separuh 2 betis dan pentol betis, maka jika kamu menolak maka lebih bawahnya, maka jika kamu menolak, maka didalam belakangnya betis (lebih bawah lagi), maka tidak ada hak bagi 2 mata kaki didalam pakaian bawah. Dan lafal hadist ini dari Muhamad ibn Qodamah.
2. (HR:Nasai 5345) "Dari Abu Huroiroh, dia berkata: bersabda Rosul s.a.w: Apa-apa yang dibawah dari 2 mata kaki dari pakaian maka didalam neraka".
3. (HR:Nasai 5346) "Dari Abu Huroiroh dari Nabi s.a.w, beliau bersabda: Apa-apa yang dibawah dari 2 mata kaki dari pakaian, maka didalam neraka".

BAB MEMANJANGKAN (MELEMBREHKAN) PAKAIAN BAWAH

1. (HR:Nasai 5347) "Dari Ibni Abas, dari Nabi s.a.w, beliau bersabda: Sesungguhnya Alloh yang maha mulya dan maha agung, tidak melihat pada orang yang melembrehkan pakaian bawah".
2. (HR:Nasai 5348) "Dari Abi Dzar, Rosul bersabda: 3 golongan yang tidak diajak bicara oleh Alloh di hari qiamat dan mereka tidak disucikan oleh Alloh, dan bagi mereka siksaan yang pedih: 1. Orang yang memngundat-undat(mengungkit-ungkit) dengan apa-apa yang telah dia berikan 2. Orang yang melembrehkan pada pakaian bawah 3. Orang yang berusaha agar daganganya laku dengan sumpah yang bohong.
3. (HR:Nasai 5349) Dari Ibni Umar berkata: bersabda Rosul s.a.w : Adapun melembrehkan pakaian dan qomis dan surban, barangsiapa yang melembrehkan darinya pada sesuatu karena sombong Alloh tidak melihat padanya dihari qiamat".
4. (HR:Nasai 5350) Dari Abih sesungguhnya Rosul bersabda: Barangsiapa yang melembrehkan pakaiannya dengan sombong Alloh tidak melihat padanya dihari qiamat". Abu Bakar bertanya: Ya Rosululloh sesungguhnya salah satu sisi dari pakaianku melembreh, kecuali jika mempersungguh aku dari mlorot (kecuali kalau aku naikkan)? Nabi menjawab: Sesungguhnya engkau bukanlah dari orang yang berbuat sombong".

CATATAN: Banyak sekali orang yang berdalih, bahwa memakai pakaian dibawah mata kaki ASALKAN TIDAK SOMBONG tidak apa-apa! Benarkah demikian?

1. Orang tersebut tidak mengerti apa yang dimaksud dengan "sombong" disini. Sombong disini memiliki pengertian "yahruju ani thoat" (tidak thoat), bukan seperti sombong yang biasa kita mengerti, yaitu memakai sesuatu yang hebat sambil pamer (jw. Gemblelengan, kemlinthi dll)
2. Orang tersebut membaca (mengerti)dalil hanya sepotong-sepotong, dan belum pernah membaca Hadist secara tuntas (lengkap), artinya hanya cuplikannya saja (seperti diatas) dan belum pernah mempelajari hadist secara kontekstual.
3. Orang tersebut hanya membaca salah satu Hadist misalnya Bukhori, dan belum pernah membaca Hadist lainnya seperti (Nasa�i), padahal sama-sama shohehnya.
4. Orang tersebut barulah sampai taraf mengerti agama tetapi belum faham agama
5. Alasan lain-lainnya yang sejenisnya.

Dikutip dari : http://www.jokam.com/news.php?extend.487

Tata Cara Sholat

Ada lima waktu salat yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim dalam satu hari satu malam, yaitu subuh, dhuhur, asar, maghrib dan isya'. Tata cara salat sama di seluruh dunia, sehingga salat bisa diikuti / dilaksanakan oleh siapa saja. Bacaan Salat selalu dilaksanakan dalam bahasa Arab.

Tata cara salat di bawah ini diambil dari http://www.bbc.co.uk/religion/galleries/salah/
Catatan:
Alangkah baeknya juga membaca artikel "memakai celana di atas mata kaki"

Selanjutnya silahkan di baca,...


Takbir
Salat diawali dengan membaca Takbir yaitu bacaan "Allahu Akbar" sambil mengangkat kedua tangan setinggi pundak atau setinggi telinga (dipraktekkan hanya salah satu saja). Dalam melaksanakan salat setiap Muslim dimanapun di seluruh penjuru dunia ini menghadap ke Baitullah di Makah.

Mengangkat kedua tangan sampai telinga
حَدَثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ أبَى عَبْدِ الرَّحِيْمِ قَالَ حَدَّثَنِى زَيْدٌ هُوَ ابْنُ أَبِى أَخْبَرَنَا قُتَيْبَةَ قَالَ حَدَثَنَا أَبُو الأَحْوَصِ عَنْ أَبِى إِسْحَقَ عَنْ عَبْدِ الْجَبَّارِ بْنِ وَائِلٍ عَنْ أَبِيْهِ قَالَ صَلّيْبُ خَلْفَ رَسُولِ الله صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَمَ فَلَمَّا افْتَتَحَ الًّصَّلَاةَ كَبَّرَ وَ رَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى حَاذَتَا أُذُنَيْهِ ثُمَّ يَقْرَأُ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ فَلَمَّا فَرَغَ مِنْهَا قَالَ آمِيْنَ يَرْفَعُ بِهَا صَوْتَهُ ... كتأب الصلاة
Dari Abdillah Al Jabbari bin Wail dari ayahnya bercerita sang ayah,”Aku salat di belakang Rasulullah SAW, ketika (Rasulullah SAW) memulai salat beliau membaca takbir dan mengangkat kedua tangannya sampai lurus dua daun telinganya kemudian (Rasulullah) membaca Surat Al Fatihah, ketika selesai (membaca Al Fatihah) beliau membaca “Aaamiin” dengan mengeraskan suaranya.

Mengangkat kedua tangan sampai dua pundak
أْخْبَرَنَا قُتَيْبَةُ عَنْ مَلِكٍ عَنِ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ سَالِمٍ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَاَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَمَ كَانَ إِذَا افْتَتَحَ الصّلَاةَ رَفَعَ يَدَيْهِ حَلْ وَ مَنْكِبَيْهِ وَ إذَا رَكَعَ وَ إذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوْعِ رَفَعَهُمَا كَذَلِكَ وَقَالَ سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ وَكَنَ لاَيَفْعَلُ ذَلِكَ فِى الأسُّوجُودِ
Dari Abdillah bin Umar, sesungguhnya Rasulallah ketika ada memulai salat (beliau) mengangkat kedua tangannya sampai kedua pundaknya dan ketika mengangkat kepalanya dari rukuk (beliau) juga mengangkat kedua tangannya seperti itu dan membaca “sami’aAllahu liman hamidahu rabbana wa lakalhamdu” dan ada nabi tidak mengerjakan demikian (mengangkat kedua tangan) ketika hendak sujud.

Berdiri
Muslims meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri pada bagian tubuh antara dada dan perut saat posisi berdiri. Pada posisi berdiri ini dibaca Doa Iftitah, surat Al Fatiha dan diikuti surat-surat pendek lain yang ada dalam Al Quran.

Doa Iftitah

حَدَثَنَامُحَمَّدُبْنُ سَلَمَةَ عَنْ أبَى عَبْدِالرَّحِيْمِ قَالَ حَدَّثَنِى زَيْدٌ هُوَابْنُ أَبِى أُنَيسَةَعَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ عَنْ عَوْنِ بْنِ عَبْدِ اللهِ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ قَامَ رَجُلٌ خَلْفَ نَّبِىِّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَمَ فَقَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وأَصِيلًا. فَقَالَ نَّبِىِّ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ مَنْ صَاحِبُ الْكَلِمَةِ فَقَالَ رَجُلٌ أنَا يَا نَّبِىِّ اللهِ فَقَالَ لَقَدِ ابْتَدَ رَهاَاثْنَا عَشَرَ مَلَكًا ~ ٢ ~ ١٢٥ كتب الصلاة

Wajibnya Membaca Surat Al Fatiha dalam Salat

أَخْبَرَنَامُحَمَّدُ ابْبُ مَنْصُوْرٍعَنْ سُفْيانَ عَنِ الزُّهْرِيِّ عَنْ مَحْمُوْدِبْنِ الرَّبِيْعِ عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ عَنِ النَّبِىِّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ قَلَ لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقرَأُ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ
Dari 'Ubadah bin Shomad dari Nabi SAW bersabda,"Tidak dikatakan salat bagi orang yang tidak membaca surat Surat Fatiha".

Surat Al Fatihah

بسم الله الرحمن الرحيم* ١ الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ* ٢ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ* ٣ مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ* ٤ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ* ٥ اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ* ٦ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ* ٧
  1. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
  2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam,
  3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang,
  4. Yang menguasai hari pembalasan.
  5. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah {1} dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan
  6. Tunjukilah kami jalan yang lurus
  7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Bacaan Saat Berdiri Dua Rakaat Awal
أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُبْنُا لْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَاعَبْدُالرَّحمَنِ بْنُ مَهْدِىٍّ قَالَ حَدَّثَنَاأَبَانُ ابْنُ يَزِيْدَ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِى كَثِيْرٍ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِى قَتَادَةَ عَنْ أَبِيْهِ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى اللهُ علىه و سلم يَقْرَأُ فِى الظُّهْرِ وَ العَصْرِ فِى الرَّكْعَتَيْنِ الْأُوْلَيَيْنِ بِأُمِّ الْقُرْآنِ وَ سُوْرَتَيْنِ وَ فِى الْأُخْرَيَيْنِ بِأُمِّ الْقُرْآنِ كَانَ يُسْمِعُنَا الْآيَةَ أَحْيَانَا وَكَانَ يُطِيْلُأَ وَّ لَرَكْعَةٍ مِنْ صَلَاةِ الظٌّهْرِ -٢-١٢٥

Ruku'
Ruku adalah posisi membungkuk. Sambil rukuk membaca "Subhana robbiyal 'adhim" tiga kali.

Waktu salat dilarang menoleh. Muslim sewaktu salat harus khusuk seolah-olah Allah ada di depan kita.

I'tidal
Sambil berdiri dari rukuk Muslim membaca Samia' Allahu liman hamidahu. Saat berdiri membaca Rabbana wa lakalhamdu.
Setiap gerakan selalu diawali bacaan takbir (Allahu Akbar). Ini sebagai tanda bagi jamaah salat bahwa sang imam hendak ganti gerakan.

Bacaan 'Itidal
أَجْبَرَنَاالْجَارُوْدُبْنُ مُعَاذٍالتِّرْمِذِىُّ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُوخَالِدٍ الأَحْمَرُ عَنْ مُحَمّدِبْنِ عَجْلَانَ عَنْ أَبِى صَلِحٍ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ ٌقَلَ قَلَ رَسُولُ اللهِ صلى اللهُ علىه وسلم أِنَّمَاجُعِلَ الإِمَامُ لِيُؤْتَمَّ بِهِ فَإِذَاكَبَّرَفَكَبِّرُوْا فَإِذَاقَرَأَ فَأَ،ْصِتُوْاوَإِذَا قَالَ سَمِعَ الله لِمنْ حَمِدَهُ فَقُوْلُوا اللَّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ -٢-١٤١-١٤٢

Sujud
Bacaan sujud adalah Subhana rabbiyal 'ala. dua telapak tangan, lutut, jempol kaki dan hidung menempel pada lantai

Nabi SAW bersabda,"Sejelek-jeleknya mencuri adalah mencuri salat". Sahabat bertanya."Ya Rasulullah, bagaimanakah mencuri salat itu". Nabi menjawab,"Ia tidak menyempurnakan rukuk dan sujudnya".


Duduk sebentar
Bergerak ke posisi duduk sambil memaca "allahu Akbar". Ketika duduk membaca "Rabbighfirli"

Nabi SAW mengharuskan setiap gerakan berlangsung dengan tuma'ninah. Gerakan salat jangan seperti burung yang mematuk makanan di tanah, artinya sangat cepat.(Ibn Khuzaymah)


Sujud
Sujud kedua sama dengan yang pertama.

Gerakan takbiratul ihram hingga sujud kedua adalah satu rakaat. Salat subuh ada dua rakaat, dhuhur empat rakaat, asar dan isak empat rakaat dan maghrib 3 rakaat.

Setelah selesaai rakaat pertama, diulangi lagi berdiri sambil membaca Allahuakbar dan kembali membaca surat Al Fatiha

Tashahhud
Pada rakaat kedua gerakan terakhir adalah duduk tahiyat yaitu membaca salawat nabi sambil mengangkat jari telunjuk.


Salam ke kanan
Mengakhiri salat, Muslims menoleh ke kanan sambil mengucapkan "assalaamu a'laikum wa rahmatullah (semoga keselamatan dan rahmat Allah tetap atas kamu sekalian)

Ucapan salam ini ditujuakn kepada semua Muslim dan malaikat yang ada di sebelah kanan.

Salam ke Kanan dan ke Kiri
أَخْبَرَنَا قُتَيْبَةُ ٌقَالَ حَدَثَنَا عَبْدُالعَزِيْزِيَعْنِى الدَّرَاوَرْدِيَّ عَنْ عَمْرِوبْنِ يَحْيَى عَنْ مُحَمَّدِبْنِ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ عَنْ عَمِهِ واسِعِ بْنِ حَبَّانَ قَالَ قُلْتُ لِابْنِ عُمَرَ أَخْبِرْنِى عَنْ صَلَاةِ رَسُوْلِالله صلى اللهُ علىه وسلم كَيْفَ كَانَتْ قَالَ فَذَكَرَ التَّكْبْيرَ قَالَ يَعْنِى وَذَكَرَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ الله عَنْ يَمِيْنِهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ عَنْ يَسَارِهِ
Salam ke kiri
'Assalaamu a'laikum wa rahmatullahi' diulangi sambil menoleh ke kiri.

Sesuai ajaran Islam, Malaikat di sisi kanan manusia mencatat semua perbuatan baik sedang Malaikat sebelah kiri mencatat semua perbuatan jelek / dosa.
 
Catatan:
Alangkah baeknya juga membaca artikel "memakai celana di atas mata kaki"

Tata Cara Wudhu... (Wudhu sebelum Sholat)

Sebelum melaksanakan shalat, seorang Muslim harus berwudhu. Dengan kata lain, wudhu merupakan syarat syahnya shalat. Waktu shalat, tubuh, pakaian dan tempat shalat harus dalam kondisi suci. Wudhu adalah tindakan mensucikan diri.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ فاغْسِلُواْ وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُواْ بِرُؤُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَينِ وَإِن كُنتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُواْ وَإِن كُنتُم مَّرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاء أَحَدٌ مَّنكُم مِّنَ الْغَائِطِ أَوْ لاَمَسْتُمُ النِّسَاء فَلَمْ تَجِدُواْ مَاء فَتَيَمَّمُواْ صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُواْ بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُم مِّنْهُ مَا يُرِيدُ اللّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُم مِّنْ حَرَجٍ وَلَـكِن يُرِيدُ لِيُطَهَّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ*سورة المائدة ٦
إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِين*سورة البقرة ٢٢٢
Sesungguhnya Allah menyukai orang yang bertobat dan orang yang mensucikan diri.

Tata cara Wudhu

Rasulullah SAW bersabda 'kebersihan adalah sebagian dari iman'. Wudhu merupakan amal ibadah bersuci sebelun shalat. Muslim harus suci dan mengenakan pakaian yang bagus waktu shalat menghadap Tuhannya.
Kedua tangan
Muslim mulai dengan membaca nama Allah (basmallah), dan mulai membasuh tangan kanan dan kemudian tangan kiri tiga kali.
Mulut dan Hidung
Berkumur tiga kali sambil menghirup air melalui hidung perlahan.



Wajah
Wajah meliputi batok kepala
sampai dagu, dan hingga atas telinga.
Wajah merupakan bagian yang penting
yang harus dibasuh dalam wudhu.


Lengan kanan
Lengan sampai sikut adalah termasuk tangan,
bagian tubuh penting yang harus dibasuh sebanyak tiga kali.


Lengan kiri
Kemudian lengan kiri dibasuh tiga kali.

Ini adalah urut-urutan wudhu yang lazim di lasanakan,
akan tetapi Muslim bisa membasuh empat bagian tubuh terpenting
setidaknya sebanyak satu kali melalui pancuran air.



Rambut dan Telinga
Air pada telapak tangan basah diusapkan dari awal rambut
ke seluruh rambut kepala dan menerus mengusap daun telinga bagian luar dan dalam.

Rasulullah SAW juga bersabda,
"Apabila ada sebuah sungai di depan rumahmu dan ia mandi sebanyak lima kali dalam sehari apakah engkau masih melihat kotoran padanya?"
Para sahabat menjawab
"Tidak ada bekas kotoran sama sekali yang tertinggal"
"Begitulah gambaran shalat lima waktu,
bagaimana Allah menghapus kesalahan hambanya".(Bukhari)

Membasuh Kaki kanan
Kaki merupakan satu dari empat bagian tubuh
yang harus dibasuh dalam wudhu.
Kaki kanan dibasuh sampai mata kaki sebanyak tiga kali

Meskipun hanya da empat bagian tubuh yang harus dibasuh,
dan masing-masih hanya wajib dibasuh sebanyak satu kali,
muslim hendaknya mengambil contoh dari Nabi SAW.
Rasulullah SAW selalu mengulangi mebasuh
untuk memastikan benar-benar bersih dan suci sebelum shalat,
bahkan Beliau biasa menyikat gigi setiap akan shalat


Membasuh Kaki Kiri
Kemudian membasuh kaki kiri 3 kali.

Wudhu tidak harus dilakukan setiap hendak shalat,
walau ini sangat disarankan.
Whudu sebenarnya cukup sekali dalam sehari,
namun wudhu menjadi batal dan harus mengulangi lagi
sebelum shalat bila habis ke toilet (berak atau kencing),
kentut, berdarah, menyentuh kotoran manusia,
muntah, dan tertidur.

Masjid Terbesar di Eropa Akan Dibangun di Marseille Perancis

PARIS (voa-islam): Telah dilakukan peletakan batu pertama pembangunan masjid terbesar di Eropa di kota Marseille, Perancis.

Acara yang dianggap bersejarah oleh semua orang ini dihadiri oleh perwakilan pemerintah setempat dan perwakilan dari umat Islam di Perancis.

Masjid Raya Marseille yang besar dengan ruang sholat diatas tanah seluas 2.500 meter persegi akan dibangun di lokasi sebuah rumah tua untuk pemotongan hewan di utara kota tersebut diatas tanah seluas 8.600 meter persegi yang disewa oleh Asosiasi Masjid dikota itu yang bertugas membangun masjid dengan nilai sewa € 24.000 per tahun.

Biaya proyek besar ini diperkirakan mencapai 22 juta euro.

Arsitek "Maxime Robou" yang bekerja pada proyek tersebut mengatakan bahwa peletakan batu pertama hanyalah merupakan tahap awal sebelum benar-benar memulai pembangunannya "pada Februari 2011" dalam rangka "penyerahan bangunan tersebut pada bulan Januari 2012 dan dibuka untuk umum pada bulan Oktober 2012."

Dukungan kaum muslimin:


Sementara itu Nuruddin Sheikh, ketua asosiasi "Masjid Marseille" meminta semua umat muslim, terutama yang tinggal di Marseille, serius memikirkan pentingnya pembangunan masjid yang akan dipakai untuk tempat berkumpul, dan tidak berhenti membangunnya sampai akhir dan supaya mempertahankannya."

Dia menekankan bahwa "meletakkan batu fondasi merupakan tindakan simbolis untuk menyatukan negara-negara Muslim dalam sebuah upacara besar dan mengakhiri kewajiban dan partisipasi dari berbagai negara, semua ini semestinya terjadi dalam beberapa bulan mendatang menurut keyakinan saya"

Upacara peletakan batu pertama masjid pada hari Kamis telah dihadiri oleh para Konsulat Jenderal dari Senegal, Mesir, Indonesia, Tunisia, Maroko, Suriah, Libanon, Libya dan Turki.

Dijadwalkan akan diadakan pertemuan di antara mereka dan wakil-wakil dari Asosiasi untuk mengembangkan kerangka tugas negara- negara tersebut menurut Wakil Presiden Asosiasi Makhitt Cisse.

Demikian juga Duta Besar Aljazair Maksum Subaih mendatangi Marseille. Subaih berkata: "Dalam rangka menunjukkan komitmen kami terhadap nilai-nilai Islam dan menekankan pentingnya masyarakat Aljazair di Marseille dan sekitarnya, Aljazair memutuskan untuk memberikan kontribusi terhadap upaya kolektif ini supaya proyek ini berhasil pada akhirnya."

Dia menekankan komitmen penuh negaranya "untuk berperan dalam mensukseskan proyek tersebut, baik secara moral, finansial, dan fisik, serta melalui penyediaan sumber daya manusia yang diperlukan bila diperlukan, terutama imam yang fasih berbahasa Arab dan Perancis."

Pelarangan cadar:


Peletakan batu pertama pembangunan masjid raya Marseille dilakukan setelah pemerintah Perancis menyetujui rancangan UU yang melarang penggunaan cadar islam di tempat umum, sebuah keputusan yang menimbulkan kemarahan di kalangan umat Islam di Perancis yang merupakan jumlah terbesar di Eropa,yaitu sekitar 5 sampai 6 juta jiwa.

Sebagaimana juga dilontarkan di Perancis isu menara masjid yang dilarang seperti di Swiss, namun diskusi seputar hal ini masih terbatas.

(ar/islammemo)
Sumber: http://www.voa-islam.net/news/islamic-world/2010/05/21/6252/masjid-terbesar-di-eropa-akan-dibangun-di-marseille-perancis/

Kemurnian Agama Islam..., Sebuah Kewajiban yang Harus di Jaga dan Amalkan

Firman Allah yang Maha Luhur:
1. Quran Surat Al Bayinah ayat 5
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء وَ يُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَ يُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَ ذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
“Dan mereka tidak diperintah kecuali menyembah Allah dengan cara memurnikan Agama dengan niat karna Allah dengan condong …”.

2. Quran Surat Al Ghofar ayat 14
فَادْعُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
“Maka menyembahlah kalian kepada Allah dengan memurnikan agama dengan niat karena Allah, walaupun orang-orang kafir benci”.

Kemurnian Agama Islam bisa diukur dari 3 aspek:
  1. Murni pedomannya yaitu Al Quran dan Al Hadist
  2. Murni pengamalannya, tidak dicampuri bid’ah, syirik, tahyul, dan kemaksiatan/pelanggaran
  3. Murni niatnya, niat karena Allah; semata-mata bertujuan ingin masuk Surga selamat dari neraka
Dalam Al Quran dan Al Hadist telah dimuat ketentuan-ketentuan, hukum-hukum dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan perintah atau larangan, halal atau haram, pahala atau dosa dan surga atau neraka.
Umat Islam yang beribadah kepada Allah dengan berpedoman murni pada Al Quran dan Al Hadist tidak dicampuri dengan perbuatan syirik, khurofat, tahayul dan maksiat serta didasari niat karena Allah, semata-mata tujuan mencari Surga Allah dan takut akan siksa Allah berupa Neraka dijamin;
  • PASTI BENAR,
  • PASTI SAH,
  • PASTI DITERIMA oleh ALLAH dan
  • PASTI MASUK SURGA

I. Murni Pedomannya: Al Quran dan Al Hadist

Al Quran dan Al Hadist adalah pedoman agama Islam yang diakui oleh seluruh umat Islam di dunia.
Al Quran
adalah firman Allah
Al Hadist
adalah sunnah Rosulullah yang terdiri dari semua ucapan dan perbuatan Rosulullah SAW dan semua pengakuan terhadap ucapan dan perbuatan para sahabat dan yang dicita-citakan oleh Rosulullah SAW.

Firman Allah yang Maha Luhur:
1. Quran Surat Al An’am ayat 153
وَأَنَّ هَـذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُواْ السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُم بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Dan sesungguhnya ini (Al Quran) adalah jalanKu yang benar maka ikutilah, dan janganlah mengikuti setiap jalan, maka akan tersesat kamu sekalian dari jalan Allah”.

2. Quran Surat Azzuhruf ayat 43
فَاسْتَمْسِكْ بِالَّذِي أُوحِيَ إِلَيْكَ إِنَّكَ عَلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ
“Maka berpegang teguhlah dengan apa-apa yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad), sesungguhnya engkau berada di jalan yang benar”.

3. Quran Surat Al Hasr ayat 7
مَّا أَفَاء اللَّهُ عَلَى رَسُولِهِ مِنْ أَهْلِ الْقُرَى فَلِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ كَيْ لَا يَكُونَ دُولَةً بَيْنَ الْأَغْنِيَاء مِنكُمْ وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Dan apa-apa (peraturan) yang Rasul datangkan pada kalian maka ambillah, dan apa-apa yang Rasul melarang maka jauhilah”.

4. Quran Surat An Nisa’ ayat 13
تِلْكَ حُدُودُ اللّهِ وَمَن يُطِعِ اللّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Demikian itu undang-undang Allah. Barang siapa taat kepada Allah dan UtusanNya (Allah) akan memasukkannya ke dalam Surga yang mengalir dari sekitar Surga beberapa sungai, mereka kekal di dalamnya. Demikian itu keuntungan yang luar biasa besar”.

Sabda Rosulullah SAW:
  1. عَنْ مَالِكٍ أَنَّهُ بَلَغَهُ أنَّ رَسُولِ اللهِ صَلَى اللَّه عَلَيهِ وَسَلَمَ قَالَ تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابِ اللهِ وَ سُنَّةِ نَبِّهِ * رواه مالك فى الموطأ
    “Aku (Nabi) telah meninggalkan kepada kamu sekalian dua perkara. Kalian tidak akan tersesat (pasti benarnya) selagi berpegang teguh pada keduanya, yaitu Kitabillah (Al Quran) dan Sunah Nabi (Al Hadist)”.
    Hadist riwayat Malik
  2. فَإنَّ هَذَا الْقُرْأَنْ طَرَفُهُ بِيَد اللهِ وَ طَرَفُهُ بِأَيْدِكُمْ فَتَمَسَكُوْا بِهِ، فَإِنّكُمْ لَنْ تَهْلِكُوْا وَلَنْ تَضِلّوْا بَعْدَهُ أَبَدًا * رواه الطبرانى
    “Maka sesungguhnya ini Al Quran ujungnya yang satu di tangan Allah dan ujung satunya di tangan kalian, maka berpegang teguhlah pada Al Quran. Maka sesungguhnya kalian tidak akan rusak selamanya (pasti selamat) dan tidak akan tersesat (pasti benar) bila berpegang tteguh pada Al Quran”.
    Hadist riwayat Thobroni
  3. عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ صَلَى اللَّه عَلَيهِ وَسَلَمَ طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةُ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ ... الحديث * رواه ابن ماجه
    “Mencari ilmu itu kewajiban bagi setiap orang Islam”.
    Hadist riwayat Nasa’I dari Anas bin Malik
  4. العِلْمُ ثَلَاثَةٌ وَمَا سِوَى ذَلِكَ فَهُوَ فَضْلٌ ءاَيَةٌ مُحْكَمَةٌ أَوْ سُنَّةٌ قَائِمَةٌ أَوْ فَرِيْضَةٌ عَادِلَةٌ * رواه أبوداود عن عبدالله بن عمرو بن العاص
    “Ilmu (yang wajib di cari) itu ada tiga, adapun selain dari tiga itu merupakan lebihan (tidak wajib dicari); ayat yang muhkam (Al Quran) Sunnah yang tegak (Al Hadist) atau ilmu faroid yang adil (ilmu pembagian waris)”.
    Hadist riwayat Abu Dawud dari Abdulloh bin U’mar bin A’sh

II. Murni Amalannya

Tidak Bid’ah, Tidak Syirik, Tidak Tahayul, Tidak berbuat Maksiat dan dosa.
Tidak Bid'ah
Bid’ah menurut Imam Syaathibi adalah semua perbuatan yang diada-adakan, yang menyerupai syariat Agama Islam dengan tujuan untuk mengepolkan ibadah kepada Allah namun tidak ada dasar hukum dalam Syariat Agama Islam dalam Al Quran dan Al Hadist yang memperbolehkan.
Sabda Rosulullah SAW:
  1. وَ شَرُّ الأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَ كُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِى النَّارِ * رواه النسائى عن جابر بن عبدالله
    “Dan sejelek-jeleknya perkara (agama) adalah barunya perkara dan semua perkara baru dalam agama adalah bid’ah, dan semua bid’ah itu sesat dan semua kesesatan itu ke neraka”.
    Hadist riwayat Nasa’I dari Jabir bin Abdullah
  2. مَنْ اَحْدَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيْهِ فَهُوَ رَدٌّ * رواه البخارى عن عائشة
    “Barang siapa yang memperbaharui perkara di dalam perkara agamaKu ini dengan sesuatu yang tidak ada di dalam perkara agama (tidak ada contoh/perintah dalam Al Quran dan Al Hadist) maka orang tersebut ditolak amalannya”.
    Hadist Riwayat Bukhori dari Aisah
  3. أَبَى اللهِ أَنْ يُقْبَلَ عَمَلَ صَاحِبِ بِدْعَةٍ حَتَّى يَدَعَ بِدْعَتَهُ * رواه ابن ماجه عن عبدالله بن عباس
    “Allah tidak menerima amalan orang yang masih mengerjakan bid’ah sampai ia meninggalkan bid’ahnya.
    Hadist Ibnu Majjah dari Abdulloh bin A’bas
  4. ... فَاِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِى فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيْرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتْى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّيْنَ الرَّاشِدِيْنَ تَمَسَّكُوْا بِهَا وَعَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ ...الحدث* رواه أبوداود
    “Sesungguhnya barang siapa hidup setelah Aku (Nabi) maka ia akan menjumpai banyak perselisihan. Maka tetapilah sunahKu (Nabi) dan Sunahnya para Kholifah yang mendapatkan petunjuk dan benar. Berpegang teguhlah pada sunah-sunah tersebut dan gigitlah dengan gigi geraham (pegang teguh dengan kuat)”.
    Hadist Riwayat Abu Dawud
Berdasarka sabda Rasulullah SAW di atas jelas bahwa amalan ibadah yang tidak didasarkan perintah Allah dan Rasulullah SAW, tidak ada contoh dari Rasulullah SAW, dan tidak ada jaminan kebenaran dari Allah dan Rasulullah SAW tidak diterima oleh Allah atau ditolak dan sia-sia.

Contoh-contoh amal ibadah yang tidak termasuk bid'ah karena ada jaminan kebenaran dari Allah dan Rasulullah SAW yaitu sunahnya para Khulafaa'ur roosyidin, seperti:
  1. Salat terawih di bulan Ramadhan merupakan sunah yang dibuat oleh Umar bin Khatab dan sebelumnya Nabi SAW tidak pernah mencontohkan salat lail dikerjakan secara berjamaah.
  2. Ustman bin Affan membuat sunah azan yang ketiga sebelum shalat Jum'at. yang mana sebelumnya azan sebelum salat Jum'at hanya dua kali yaitu Azan pertama da Qomat sebelum salat.
Tidak Syirik
Syirik adalah menyekutukan Allah (menyamakan) Allah dengan apapun dalam bentuk ucapan, amalan maupun keyakinan. Keyakinan bahwa ada kekuatan selain Allah yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia termasuk syirik.
Termasuk perbuatan syirik adalah:
Khurofat
Cerita-cerita bohong yang dianggap benar yang tidak ada dasarnya dalam Al Quran dan Al Hadist.
Tahayul
Cerita-cerita mistis, horor hasil angan-angan yang dijadikan kepercayaan dan keyakinan.

Firman Alloh yang Maha Luhur:
1. Quran Surat Azzumr ayat 65
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan padamu (Muhammad) dan pada orang-orang (para Rosul) sebelumMu, sesungguhnya jika engkau syirik maka amalanmu akan lebur dan engkau tergolong orang yang rugi”.

2. Quran Surat Al Maidah ayat 72
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُواْ إِنَّ اللّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُواْ اللّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّهُ عَلَيهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ
“Sesungguhnya barang siapa yang berbuat syirik pada Allah maka sungguh-sungguh Allah mengharamkan padanya masuk Surga dan tempat orang tersebut adalah di neraka dan tidak ada penolong bagi orang-orang zalim”

3. Quran Surat Al An’am ayat 88
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُواْ إِنَّ اللّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُواْ اللّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّهُ عَلَيهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ
“Dan seandainya mereka berbuat syirik maka niscaya amal perbuatan mereka lebur”.

4. Quran Surat An Nisa’ ayat 116
وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِي الأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ اللّهِ إِن يَتَّبِعُونَ إِلاَّ الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلاَّ يَخْرُصُونَ
“Sesungguhnya Alloh tidak akan mengampuni jika mereka menyekutukan padaNya ( Allah) dan Allah akan mengampuni dosa-dosa selain syirik pada orang yang dikehendaki dan barang siapa yang menyekutukan pada Allah maka benar-benar dia sesat dengan sesat yang jauh”.

III. Murni Niatnya:

Karna Allah, tujuan semata-mata ingin masuk surga selamat dari siksa neraka
Firman Alloh yang Maha Luhur:
1. Quran Surat Al Lail ayat 19-21
وَمَا لِأَحَدٍ عِندَهُ مِن نِّعْمَةٍ تُجْزَى - ١٩ إِلَّا ابْتِغَاء وَجْهِ رَبِّهِ الْأَعْلَى - ٢٠ وَلَسَوْفَ يَرْضَى - ٢١
“Dan tidak ada bagi seseorang yang dibalas dengan kenikmatan Allah (Surga) di sisi Allah. Kecuali (amalannya) karena mencari wajah Allah Tuhannya yang Maha Mulya. Dan mereka akan senantiasa berbahagia”.

2. Quran Surat Al Isro' ayat 57
أُولَـئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا
"Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka {1} siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti. ”.

Sabda Rosulullah SAW:
  1. إِنَّ اللهَ لاَ يَقْبَلُ مِنَ الْمَلِ إِلاَّ مَا كَانَ لَهُ خَالِصً وَبْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ ... الحديث* رواه النسائى عن أبى أمامة الباهلى
    “Sesungguhnya Allah tidak akan menerima suatu amalan kecuali amalan itu murni dan didasari niat mencari wajahNya (Allah)”.
    [Hadist riwayat Nasa i dari Abi Amamah]
  2. عَنْ شَدَّادٍ بْنِ أَوْسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَى اللَّه عَلَيهِ وَسَلَمَ إِنَّ أَخْوَفُ عَلَى أُمَّتِى الإِشْرَاكُ بِاللهِ أَمَا إِنّى لَسْتُ أَقُولُ يَعْبُدُوْنَ شَمْسًا وَلاَ قَمَرًا وَلاَ وَثَنًا وَلَكِنْ أَعْمَالاً لِغَيْرِ اللهِ وَ شَهْوَةً خَفِيَّةً* رواه ابن ماجه
    “Sesungguhnya yang paling Aku (Nabi) khawatirkan terhadap umatku adalah syirik pada Allah. Ingatlah sesungguhnya tidak aku katakan mereka menyembah matahari, rembulan atau berhala akan tetapi beberapa amalan yang dikerjakan dengan niat tidak karna Allah dan ada keinginan lain yang tersembunyi (samar)”.
    [Hadist riwayat Thobroni]
  3. مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمً مِمَّا يُبْتَغَ بِهِ وَجْهُ اللهِ لاَ يَتَعَلَّمُهُ إِلاَّ لِيُضِبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ* رواه أحمد عن أبى هُرَيرة
    “Barang siapa mempelajari suatu ilmu yang semestinya ditujukan untuk mencari wajah Allah Azza wa Jalla namun ia tidak mempelajarinya kecuali untuk mendapatkan kekayaan dunia maka dia tidak akan mencium bau wanginya Surga pada hari kiamat”.
    [Hadist riwayat Ahmad dari Abi Huroiroh]