Senin, 05 Maret 2012

Alkitab yang diklaim masih asli ditemukan; berisi ramalan nabi akhir jaman bernama "Muhammad".............. (;->

Penemuan Injil kuno yang diyakini berusia 1500 tahun telah membuat heboh. Bahkan memicu minat yang serius dari Vatikan, Paus Benediktus XVI mengaku ingin melihatnya. Yang membuat gempar lagi, Injil kuno tersebut ternyata memprediksi kedatangan Nabi Muhammad SAW sebagai penerus risalah Isa (Yesus) di bumi. Sebagian orang memprediksi injil tersebut adalah "Injil Barnabas". Menurut mail online, injil yang tersimpan di Turki 12 tahun terakhir itu ditulis tangan dengan tinta emas menggunakan bahasa Aramik. Inilah bahasa
yang dipercayai digunakan Yesus sehari-hari. Dan di dalam injil ini dijelaskan ajaran asli Yesus serta prediksi kedatangan penerus kenabian setelah Yesus. Alkitab kuno ini sekarang di simpan di Museum Etnografi di Ankara, Turki.

Dalam Injil Barnabas memang diungkapkan tentang akan datangnya Rasul bernama Muhammad SAW, setelah Nabi Isa. Berikut ini isi Injil Barnabas yang menyebut tentang Nabi Muhammad: Bab 39 Barnabas:”Terpujilah nama-Mu yang kudus, ya Allah Tuhan kita… Tiada Tuhan Selain Allah dan dan Muhammad adalah utusan-Nya”. Masih pada bab 39 yang mengisahkan tentang Nabi Adam, nama Nabi Muhammad SAW juga disebut dalam dialog antara Nabi Adam dengan Tuhan. ”…Apa arti kata-kata, Muhammad utusan Allah, apakah ada manusia sebelum aku?” Bab 41 Barnabas: “Atas perintah Allah, Mikael mengusir Adam dan Hawa dari surga, kemudian Adam keluar dan berbalik melihat tulisan pada pintu surga ‘Tiada Tuhan Selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah…” Bab 44 Barnabas: Pada bab ini Yesus atau Nabi Isa menyebut nama Nabi Muhammad. ”Oh, Muhammad Tuhan bersamamu…” Bab 97: Yesus menjawab, “Nama Mesias sangat mengagumkan, karena Allah sendiri yang memberinya nama, ketika menciptakan jiwanya dan menempatkannya di dalam kemuliaan surgawi. Allah berkata: ‘Tunggu Muhammad; karena kamu Aku akan menciptakan firdaus, dunia, dan banyak makhluk… Siapa pun yang memberkatimu akan diberkati, dan barangsiapa mengutukmuu akan dikutuk..” Bab 112: Dalam bab ini Nabi Isa (Yesus) bercerita kepada Barnabas bahwa dirinya akan dibunuh. Namun, kata Nabi Isa, Allah aka membawanya naik dari bumi. Sedangkan orang yang dibunuh sebenarnya adalah seorang pengkhianat yang wajahnya diubah seperti Nabi Isa. Dan orang-orang akan percaya bahwa yang disalib itu adalah Nabi Isa. ”Tetapi Muhammad akan datang… Rasul Allah yang suci,” kata Nabi Isa. Nama Nabi Muhammad juga disebut pada Bab 136, 163, dan 220. Isi Injil Barnabas di atas dikutip dari barnabas.

 

Ramalan tentang Nabi Muhammad s.a.w.

Injil Barnabas mengklaim bahwa Yesus meramalkan kedatangan Nabi Muhammad s.a.w., sehingga cocok dengan Qur'an yang menyebutkan:

٦. وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُم مُّصَدِّقاً لِّمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّراً بِرَسُولٍ يَأْتِي مِن بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ فَلَمَّا جَاءهُم بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَذَا سِحْرٌ مُّبِينٌ 
"Dan (ingatlah) ketika 'Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata!" (Surah 61)
Ahmad adalah nama lain dari Muhammad. Sebuah tradisi ilmiah Islam mengaitkan nas Qur’an ini dengan rujukan-rujukan Perjanjian Baru kepada Parakletos (Yohanes 14:16, 14:26, 15:26, 16:7). Kata Yunani "parakletos" dapat diterjemahkan menjadi "Penghibur"; dan dalam tradisi Kristen, kata ini dikatakan merujuk kepada Roh Kudus. Sebagian sarjana Muslim telah mencatat kemiripannya dengan kata Yunani "periklutos" yang dapat diterjemahkan sebagai "yang terpuji"; atau dalam bahasa Arab, "Ahmad".
Nama "Muhammad" seringkali disebutkan secara tegas dalam Injil Barnabas, seperti dalam kutipan berikut:
"Yesus menjawab: `Nama sang Mesias adalah yang terpuji, karena Allah sendiri telah memberikan nama itu ketika Ia menciptakan jiwanya, dan menempatkannya di dalam kemuliaan surgawi. Allah berkata: "Nantikanlah Muhammad; demi engkau, Aku akan menciptakan firdaus, dunia, dan begitu banyak makhluk, yang akan Aku serahkan kepadamu sebagai hadiah, sedemikian rupa sehingga barangsiapa memberkai engkau, dia akan diberkati, dan barangsiapa mengutuk engkau, ia akan dikutuk. Ketika Aku mengutus engkau ke dalam dunia, Aku akan mengutus engkau sebagai utusan keselamatan-Ku dan kata-katamu akan menjadi kenyataan, sedemikian rupa sehingga meskipun langit dan bumi akan gagal, imanmu tidak akan pernah gagal." Muhammad adalah namanya yang diberkati.' Kemudian khalayak itu mengangkat suara mereka, lalu berkata, `O Allah, utuslah kepada kami utusan-Mu: O Yang Terpuji, datanglah segera demi perdamaian dunia!'" Barnabas 97:9-10. Manuskrip Italia mengganti "Yang Terpuji" dengan "Muhammad" [4].
Namun demikian, sementara ada banyak nas di mana Injil Barnabas memberikan bacaan alternatif terhadap perikop-perikop yang terdapat dalam Injil-injil kanonik, tak ada satupun rujukan kepada Muhammad yang langsung menyebut namanya muncul dalam nas-nas sinoptik; dan khususnya, tak ada satupun rujukan kepada "Muhammad" di dalam Barnabas yang sesuai dengan rujukan "Parakletos" dalam Injil Yohanes yang kanonik. Hanya ada satu kesempatan di mana Injil Barnabas dapat dianggap "mengoreksi" sebuah perikop kanonik yang dikenal, sehingga mencatat sebuah nubuat oleh Yesus tentang seorang Utusan Allah (yang tidak disebutkan namanya):
Lalu Yesus berkata: "Akulah suara yang berseru-seru di seluruh Yudea, dan berkata: "Persiapkanlah jalan untuk utusan Tuhan," bahkan sebagaimana tertulis dalam Yesaya." Mereka berkata: "Bila engkau bukanlah Mesias atau Elia, atau nabi manapun juga, mengapa engkau mengajarkan suatu ajaran yang baru, dan membuat dirimu lebih penting daripada Mesias?" Yesus menjawab: "Mujizat yang Allah kerjakan melalui tanganku membuktikan bahwa aku berbicara tentang apa yang Allah kehendaki; akupun tidak membuat diriku sebagai dia yang engkau katakan. Karena aku tidak layak untuk melepaskan tali kasut ataupun pengikat sepatu Utusan Allah yang engkau sebut "Mesias," yang telah diciptakan sebelum aku, dan datang setelah aku, dan akan membawa firman kebenaran, sehingga imannya tidak akan pernah berakhir." (Pasal 43):
Nas ini sangat mirip dengan ayat-ayat dalam Injil Yohanes 1:19-30 yang kanonik, kecuali bahwa dalam nas ini, kata-kata tersebut diucapkan oleh Yohanes Pembaptis (di dalam Qur'an; Yahya ibn Zakariya) dan merujuk kepada Yesus.

 

Muhammad sebagai Sang Mesias

Menurut salah satu versi dari Injil Barnabas:
'Kemudian imam itu berkata: "Dengan nama apakah Mesias itu akan dipanggil?" {Yesus menjawab} "Muhammad adalah namanya yang diberkati" ' (ps. 97). dan Yesus mengaku, dan mengatakan kebenaran: "Aku bukanlah Mesias itu." (ps. 42:2)
Seperti telah disebutkan di atas, pernyataan-pernyataan ini tampaknya mengkontradiksikan keyakinan Islam. Namun demikian, seorang apologet Muslim terkenal, Ahmed Deedat berpendapat bahwa karena "Mesias" artinya sekadar "dia yang diurapi", maka kata itu dapat dihubungkan dengan nabi manapun, dan Yesus tentu memaksudkan bahwa Muhammad diurapi oleh Allah. Deskripsi ini cocok sekali dengan pandangan Islam mengenai Muhammad.

 

Mesias keturunan Ismael

Menurut salah satu versi dari Injil Barnabas, Yesus menyangkal bahwa dialah sang Mesias itu, dan mengklaim bahwa Mesias akan datang dari kalangan keturunan Ismael (yakni, Arab):
"Pada saat itu Yesus berkata: 'Engkau menipu dirimu sendiri; karena Daud di dalam Roh menyebutnya Tuan, dan dengan demikian berkata: "Allah berkata kepada tuanku, duduklah di sebelah kananku, sampai musuh-musuhmu kutaruh di bawah kakimu lawan-lawanmu pijakan kakimu. Allah akan mengirimkan tongkatmu sehingga engkau berkuasa di antara lawan-lawanmu." Bila utusan Allah yang engkau sebut Mesias adalah anak Daud, bagaimana mungkin Daud menyebutnya tuan? Percayalah padaku, karena sesungguhnya aku berkata kepadamu, bahwa janji itu telah dibuat dalam diri Ismael, bukan Ishak.'" (Barnabas 43:10)
Hajj Sayed (Anggota Senior dari CIMS), dalam bukunya yang baru di Mesir, membandingkan hal ini dengan pernyataan berikut dari Alkitab yang kanonik :
"Apakah pendapatmu tentang Mesias? Anak siapakah Dia?" Kata mereka kepada-Nya: "Anak Daud." Kata-Nya kepada mereka: "Jika demikian, bagaimanakah Daud oleh pimpinan Roh dapat menyebut Dia Tuannya, ketika ia berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu. Jadi jika Daud menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?" Matius 22:42-46
Menurut Injil-injil kanonik, Yesus adalah "anak" (keturunan) Daud; karenanya, Hajj Sayed berpendapat bahwa pernyataan ini menguatkan pendapat Injil Barnabas.
Gagasan tentang Mesias sebagai seorang Arab juga ditemukan dalam pasal yang lain dari Injil Barnabas:
"Bila aku melakukan kejahatan, tegurlah aku, dan Allah akan mengasihimu, karena engkau melakukan kehendak-Nya, akan tetapi bila tak seorang pun dapat menegur dosaku, maka itu adalah tanda bahwa engkau bukanlah anak-anak Abraham sebagaimana yang engkau katakan, dan engkau bukanlah bagian dari Dia yang ke dalamnya Abraham terhisab. Sebagaimana Allah yang hidup, demikianlah dalamnya kasih Abraham kepada Allah, sehingga ia tidak hanya menghancurkan semua berhala dan meninggalkan ayah dan ibunya, tetapi juga bersedia mengurbankan anaknya sendiri dalam ketaatan kepada Allah.
Imam agung menjawab: "Aku menanyakan hal ini kepadamu, dan aku tidak berusaha membunuh engkau, karena itu katakanlah kepada kami: Siapakah putra Abraham itu?" Yesus menjawab: "Semangat kehormatan-Mu, ya Allah, membakar diriku, dan aku tidak dapat berdiam diri. Sesungguhnya aku berkata, putra Abraham adalah Ismael, dan daripadanya akan datang Mesias yang dijanjikan kepada Abraham, bahwa di dalam dia semua suku di muka bumi akan diberkati." Mendengar hal itu, imam agung murka, dan berseru: "Baiklah kita merajam orang yang durhaka ini, karena ia adalah seorang keturunan Ismael, dan ia telah menghujat Musa dan Hukum Allah." (Barnabas 208:1-2)
Di sini, salah satu versi Injil Barnabas juga mengutip Yesus yang mengatakan bahwa anak Abraham yang dikurbankan adalah Ismael, bukan Ishak, sesuai dengan keyakinan Islam tetapi berlawanan dengan keyakinan Yahudi dan Kristen. Dapat pula ditarik kaitan antara pernyataan dalam alinea terakhir bahwa "di dalam dia semua suku di muka bumi akan diberkati", dengan makna nama "Muhammad", yang "Dipuji (atau Berbahagia)". (Bdk.Life of Prophet Muhammad).

 

Yesus bukan Allah ataupun Anak Allah

Menurut Injil Barnabas, Yesus meramalkan dan menolak penyembahan dirinya sebagai Allah:
dan setelah mengatakan hal ini, Yesus memukul wajahnya dengan kedua tangannya, dan kemudian menutupi tanah dengan kepalanya, sambil berkata: "Terkutuklah barangsiapa yang memasukkan ke dalam ucapan-ucapanku bahwa aku adalah anak Allah" (53:6)
dan setelah berkata demikian Yesus keluar dari Bait Allah. Dan rakyat mengagungkannya, karena mereka membawa semua orang yang sakit yang dapat mereka kumpulkan, dan Yesus setelah berdoa memulihkan kesehatan mereka: oleh karena itu, pada hari itu di Yerusalem tentara-tentara Romawi, melalui pekerjaan Setan, mulai menghasut rakyat, sambil berkata Yesus adalah Allah Israel, yang telah datang untuk melawat umat-Nya." (69:6)
Yesus menjawab: "Dan engkau; menurut engkau siapakah aku?" Petrus menjawab: "Engkau adalah Kristus, anak Allah". Lalu Yesus menjadi marah, dan dengan murka Yesus menegurnya sambil berkata: "Pergilah daripadaku, karena engkau adalah iblis yang berusaha membuat aku berdosa" (70:1)
Yesus berkata lagi: "Aku mengaku di hadapan surga, dan meminta kesaksian dari semua yang hidup di muka bumi, bahwa aku adalah seorang asing bagi semua orang yang telah berkata tentang aku, yakni, bahwa aku lebih daripada seorang manusia biasa. Karena aku, yang lahir dari seorang perempuan, takluk kepada penghakiman Allah; yang hidup di sini seperti semua orang lainnya, sama-sama dapat mengalami penderitaan yang sama." (94:1)
Kemudian imam itu menjawab, dengan gubernur dan raja: "Jangan sesali dirimu, O Yesus, yang kudus dari Allah, karena pada masa kita pemisahan ini tidak akan ada lagi, karena kami akan menulis kepada senat Romawi yang suci dengan cara yang sedemikian bijaksana sehingga dengan dekrit kaisar tak seorangpun akan menyebut engkau Allah atau anak Allah." Kemudian Yesus berkata: "Kata-katamu tidak menghibur aku, karena ketika engkau mengharapkan terang, kegelapanlah yang akan datang; tetapi penghiburanku terdapat dalam kedatangan sang Utusan, yang akan menghancurkan setiap pandangan yang salah tentang aku, dan imannya akan menyebar dan akan menguasai seluruh dunia, karena demikianlah yang telah Allah janjikan kepada Abraham bapak kita." (97:1)
Hal ini sepenuhnya cocok dengan keyakinan Islam yang menyatakan bahwa Yesus ini adalah manusia dan seorang nabi. Menurut sejumlah hadits, Yesus akan kembali ke muka bumi pada masa depan dan menyatakan kepada dunia bahwa ia adalah "seorang hamba Allah". Menurut Imam Anwar Al-Awlaki dalam ceramah audionya Lives of the Prophets, hal pertama yang dikatakan oleh nabi Isa ketika ia berada di buaiannya adalah "Sesungguhnya aku ini hamba Allah", dan hal pertama yang akan dikatakan oleh Isa ketika ia kembali ke muka bumi adalah hal yang sama, "Sesungguhnya aku ini hamba Allah". Menurut Qur'an:
Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina", Maryam dipanggil "saudara perempuan Harun", karena ia seorang wanita yang shaleh seperti keshalehan Nabi Harun a.s. maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: "Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?" Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali". Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya. Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya: "Jadilah", maka jadilah ia. (Surat Maryam:27-35)

 

Paulus dan Barnabas

Hajj Sayed berpendapat bahwa deskripsi Surat Galatia tentang pertikaian antara Paulus dan Barnabas mendukung gagasan bahwa Injil Barnabas telah ada pada masa Paulus. Blackhirst, sebaliknya, telah mengajukan pendapatnya bahwa laporan Galatia tentang argumen ini dapat menjadi alasan bagi si penulis Injil ini untuk mengatribusikannya kepada Barnabas.[5] Paulus menulis dalam (Galatia pasal 2):
"Tetapi waktu Kefas datang ke Antiokhia, aku berterang-terang menentangnya, sebab ia salah. Karena sebelum beberapa orang dari kalangan Yakobus datang, ia makan sehidangan dengan saudara-saudara yang tidak bersunat, tetapi setelah mereka datang, ia mengundurkan diri dan menjauhi mereka karena takut akan saudara-saudara yang bersunat. Dan orang-orang Yahudi yang lainpun turut berlaku munafik dengan dia, sehingga Barnabas sendiri turut terseret oleh kemunafikan mereka. Tetapi waktu kulihat, bahwa kelakuan mereka itu tidak sesuai dengan kebenaran Injil, aku berkata kepada Kefas di hadapan mereka semua: "Jika engkau, seorang Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi, bagaimanakah engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secara Yahudi?." (Surat Galatia 2:11-14)
Paulus di sini menyerang Petrus dan Barnabas karena "berusaha memuaskan orang-orang Yahudi" dengan tetap berpegang pada hukum-hukum mereka, seperti sunat. Hal ini memperlihatkan, pada saat itu, bahwa Barnabas mengikuti Petrus dan tidak setuju dengan Paulus. Sebagian merasa bahwa hal ini juga menunjukkan bahwa para penduduk Galatia pada waktunya itu menggunakan sebuah Injil atau sejumlah Injil yang bertentangan dengan keyakinan-keyakinan Paulus, dan Injil Barnabas bisa merupakan salah satu di antaranya (meskipun Injil Petrus mestinya adalah kandidat yang lebih wajar, mengingat isi surat yang kedua.). Terhadap laporan Galatia ini, kita dapat membandingkannya dengan Pengantar Pasal Injil Barnabas, di mana kita membaca:
"Saudara-saudara yang terkasih, Allah yang besar dan ajaib pada hari-hari terakhir ini telah mengunjungi kita melalui nabinya Yesus Kristus dalam in great mercy of teaching dan miracles, karena alasan itulah banyak orang, yang telah diperdayakan oleh Setan, dengan berpura-pura saleh, mengajarkan doktrin yang paling jahat, menyebut Yesus anak Allah, menolak sunat untuk telah diperintahkan Allah untuk selama-lamanya, dan mengizinkan setiap daging yang tidak halal; di antara mereka juga Paulus telah diperdayakan, dan tentang itu aku berbicara dengan penuh duka cita; karena itulah aku menuliskan kebenaran yang telah aku lihat dan dengar, dalam pergaulan yang telah kuperoleh bersama Yesus, agar engkau dapat diselamatkan, dan tidak terpedaya oleh Setan dan binasa dalam penghakiman Allah. Oleh karena itu, waspadalah terhadap siapapun yang mengajarkan kepadamu ajaran yang baru yang bertentangan dengan apa yang aku tulis, agar engkau dapat diselamatkan untuk selama-lamanya." (Introduction To the Gospel of Barnabas)
Dalam konteks ini, perhatikan pula bahwa Petrus adalah salah satu dari ke-12 murid Yesus, dan Barnabas adalah salah seorang pengikut pertama Yesus, sementara Paulus, seorang warga negara Romawi, tidak pernah hidup bersama Yesus, dan telah biasa menganiaya pengikut-pengikut Yesus sebelum pertobatannya.
Kisah 9:26-27: "Setibanya di Yerusalem Saulus [Paulus] mencoba menggabungkan diri kepada murid-murid, tetapi semuanya takut kepadanya, karena mereka tidak dapat percaya, bahwa ia juga seorang murid. Tetapi Barnabas menerima dia dan membawanya kepada rasul-rasul..."
Dari nas-nas sebelumnya, kita juga dapat menyimpulkan bahwa pada mulanya, Paulus dan Barnabas berhubungan baik satu sama lain; namun, pada akhirnya, mereka mulai berbeda dalam keyakinan mereka.
Sebagai kesimpulan, sebagian sarjana Muslim percaya bahwa perbedaan-perbedaan antara Injil Barnabas dan keyakinan Paulus mungkin telah menjadi alasan bahwa Injil Barnabas dan injil-injil lainnya tidak dimasukkan ke dalam Perjanjian Baru.

 

Perbedaan-perbedaan non-kanonik lainnya

  • Menurut kutipan berikut ini, Yesus berbicara kepada Barnabas dan memberikan kepadanya sebuah "rahasia":
Sambil menangis Yesus berkata: "O Barnabas, aku harus menyingkapkan kepadamu rahasia-rahasia besar, yang, setelah aku meninggalkan dunia ini, harus engkau singkapkan kelak." Kemudian, menjawablah dia yang menulis, dan katanya: "Janganlah menangis, O guru, dan juga orang-orang lain, karena kita semua adalah orang berdosa. Dan engkau, yang kudus dan nabi Allah, tidaklah layak bagimu untuk menangis seperti itu."
Yesus menjawab: "Percayalah kepadaku, Barnabas bahwa aku tidak dapat menangis sebagaimana yang seharusnya. Karena bila manusia tidak menyebut aku Allah, aku tentu akan melihat Allah di sini sebagaimana Ia tampak kelak di firdaus, dan aku akan selamat dan tidak takut akan hari penghakiman. Tetapi Allah tahu bahwa aku tidak bersalah, karena aku tidak pernah terpikir bahwa aku lebih daripada sekadar seorang hamba yang malang. Tidak, aku katakan kepadamu bahwa andaikan aku tidak disebut Allah, maka aku tentu sudah diangkat ke firdaus bila aku meninggalkan dunia ini, sementara sekarang ini aku tidak akan ke sana hingga hari penghakiman. Sekarang engkau tahu bahwa aku mempunyai alasan untuk menangis.
Ketahuilah, O Barnabas, bahwa karena itulah aku akan mengalami penganiayaan yang hebat, dan akan dijual oleh salah seorang muridku dengan harga tiga puluh keping uang. Karena itu aku yakin bahwa dia yang akan menjualku akan dibunuh atas namaku, karena Allah akan mengangkat aku dari muka bumi, dan akan mengubah wajah si pengkhianat sehingga setiap orang akan percaya bahwa dia adalah aku; namun demikian, bila ia meninggal dalam kematian yang kejam, aku akan tetap tinggal dalam kehinaan tersebut untuk waktu yang lama. Tetapi ketika Muhammad datang, Utusan Allah yang kudus, kehinaan itu akan diangkat. Dan inilah yang akan dilakukan Allah karena aku telah mengakui kebenaran tentang sang Mesias yang akan memberikan kepadaku ganjaran ini, bahwa orang akan tahu bahwa aku hidup dan bahwa aku tidak mengalami kematian yang penuh kehinaan itu."
  • Juga, menurut Injil Barnabas, Yesus menyuruh Barnabas untuk menulis injil ini:
Yesus berpaling kepada dia yang menulis dan berkata: "Barnabas, usahakanlah dengan cara apapun untuk menulis injilku mengenai semua yang telah terjadi sepanjang hidupku di dunia. Dan tuliskanlah dengan cara yang sama apa yang telah terjadi atas diri Yudas, agar orang-orang percaya tidak terpedaya, dan agar setiap orang boleh percaya akan kebenaran."  Dikutip dari; wikipedia.com, yahoo.co.id dan berbagai sumber.

4 komentar:

  1. Semoga saja anda bisa mengerti bahasa inggris, tapi sebahagian terjemahan Indonesia ...

    - http://aina.org/news/2012022916569.htm

    - http://www.faithfreedom.org/features/news/the-1500-year-old-bible-and-muslim-propaganda/

    - http://indonesia.faithfreedom.org/forum/london-injil-kuno-kedatangan-muhammad-t47930/page20.html

    - http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/03/01/m06z68-inilah-isi-injil-barnabas-tentang-kerasulan-muhammad-saw

    peace ... !

    BalasHapus
  2. Kedatangan hamba Allah
    "" "" "" "" "" "" "" "" "" "
    'Atmak' belum tentu berarti 'yang ku junjung' tapi itu sebenarnya nama

    penulisan Atmak adalah אתמך
    penulisan Ahmad adalah אחמד

    Dalam Yesaya 42:1, Allah berkata
    "Lihatlah, 'Hambaku' (diucapkan sebagai Abd-ee), 'yang Ku junjung' (diucapkan sebagai Atmak);

    Allah menubuatkan tentang kedatangan hamba-Nya
    Lihatlah Hambaku Ahmad (Yesaya 42:1) - dan begitu siapa Ahmad ini? disebut hamba Allah?

    Dia tidak lain adalah
    Abd-Allah Ahmad (Hamba Allah, Ahmad) - Nabi Muhammad saw

    BalasHapus